A.
TEKANAN PENDUDUK
Dalam masyarakat Eropa Barat terjadi beberapa hal :
1. Pada masa sebelum revolusi industri
Dalam masa ini kenaikan jumlah penduduk terjadi secara lamban dikarenakan
adanya bencana alam maupun perang yang berkecamuk. Tingkat kematian dan
kelahiran seimbang yaitu kedua-duanya tinggi.
2. Setelah revolusi industri ( perdamaian )
Setelah terjadinya perdamaian menyusul dengan baiknya sistem peraturan,
perdagangan yang semakin lancar, bencana-bencana berkurang yang berpengaruh
pada naiknya tingkat kematian karena urbanisasi. Yang akhirnya mengakibatkan
kesehatan masyarakat tidak banyak diperhatikan.
3. Perbaikan dalam bidang ekonomi dan sosial
Perbaikan ini misalnya : larangan kerja bagi anak-anak dan perbaikan
kesehatan, yang berdampak pada turunnya tingkat kematian dan kemudian menyusul
turunnya tingkat kelahiran karena pengaruh dari perkembangan yang mengubah
sikap-sikap manusia menjadi semakin rasionalistis yang terjadi secara
perlahan-lahan.
4. Periode antara perang dunia I dan depresi ( 1930 )
Dalam periode ini terjadi pengangguran besar-besaran, maka mereka memandang
bahwa tingkat kelahiran yang sudah rendah dianggapnya menjadi tinggi, sehingga
terjadinya ketakutan, hal ini akan berpengaruh pada turunnya tingkat kelahiran.
5. Sesudah perang dunia berakhir
Karena kemajuan-kemajuan dibidang materi maka tingkat kelahiran akan naik kembali,
sedang tingkat kematian tetap turun, sehingga jumlah penduduk mulai bertambah
lagi secara drastis.
Masalah-masalah yang berhubungan denga tekanan penduduk itu sendiri adalah:
1. Masalah kelebihan penduduk (Overpopulation)
Keadaan ini terjadi di negara berkembang. Dalam negara berkembang itu
sendiri kecepatan produksi belum dapat mengimbangi cepatnya tambahan penduduk.
Di negara yang belum maju yang pada terdapat lingkaran setan, yang bermula dari
kelebihan penduduk di desa-desa, maka ada keharusan untuk mengembangkan
industri dan usaha-usaha sekunder. Dengan naiknya jumlah penduduk, maka
produksi makanan harus diperluas dan ini akan menghisap kelebihan daya beli
yang sebenarnya untuk membeli barang-barang pabrik. Jadi daya beli untuk
barang-barang industri tidak ada karena digunakan untuk membeli makanan,
sedangkan kelebihan penduduk itu harus diimbangi dengan produksi barang-barang
industri supaya tercipta kesempatan kerja. Bahaya kelebihan penduduk ini dapat
dihindari dengan migrasi, transmigrasi, dan mengubah cara hidupnya.
2. Pengawasan jumlah penduduk
Dalam hal penguranagn tingkat kelahiran terdapat banyak kesulitan,
diantaranya adalah:
a) Kesulitan psikologis, yakni kesulitan untuk membuat
penduduk meyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi.
b) Sikap negatif dari masyarakat dan kaum intelektual
terhadap pembatasan besranya keluarga.
3. Masalah kemanusiaan
Halangan-halangan perkembangan ekonomi dari aspek kemanusiaan ialah:
a) Saat dimulainya perkembangan ekonomi yaitu pada
tingkat perkembangan produktivitas dan pendapatan awal. Dalam hal ini ada
kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang cepat sehingga mempunyai tingkat
yang sama dengan standar / tingkat kemakmuran sosial di negara maju.
b) Cara memecahkan kesulitan yang masih bersifat tradisional.
Termasuk juga membiayai sanak saudara merupakan kewajiban.
c) Kepercayaan terhadap orang lain sudah semakin
berkurang.
d) Kehidupan tradisional tidak begitu saja dapat didorong
untuk maju dengan insentif-insentif ekonomi.
e) Kebanyakan orang terpelajar di negara yang sedsang
berkembang lebih suka bekerja di bidang administrasi.
Jadi, syarat atau faktor yang terpenting untuk mengembangkan dan mendorong
perkembangan ekonomi adalah penyesuaian sikap-sikap diatas terhadap
perkembangan ekonomi.
B.
TANAH DAN
PENGGUNAANNYA
Tanah yang cocok untuk pertanian merupakan faktor penting untuk
perkembangan ekonomi bagi negara-negara terbelakang atau negara sedang
berkembang.
1. Sistem sewa tanah secara tradisional
Produktifitas yang rendah tersebut disebabkan karena sistem sewa tanah
secara tradisional yakni, penyewa tanah tidak punya dorongan untuk memperbaiki
atau menjaga kesuburan tanah, meskipun mereka tahu bagaimana mengerjakannya.
Setiap kenaikan produksi hanya akan menguntungkan tuan tanah saja, dan bagi petani
tidak akan mendapatkan kenaikan hasil apa-apa, sehingga daya beli mereka tetap
rendah dan ini merupakan penghalang bagi industrilisasi berikutnya.
2. Land reform
Tanah-tanah luas yang dimilki oleh perseorangan juga menyebabkan tingkat
produksi yang rendah karena penggarapan tanah yang terlalu luas hanya
membuahkan keidakefisienan. Karena itu bagi negara terbelakang, dalam banyak
hal baik untuk alasan ekonomi maupun sosial, land reform sangatlah perlu. Land
reform adalah pembagian hak milik tanah luas diantar para petani, dengan atau
tanpa kompensasi bagi pemilik yang lama. Agar land reform berhasil maka harus
ada petunjuk-petunjuk bagi petani tersebut di bidang teknik, keuangan, baik
dari koperasi maupun pemerintah. Misal di India, land reform untuk mengatasi
kesulitan dalam menaikkan produksi pertanian karena adanya warisan dan untuk
menghilangkan penghisapan dan ketidakadilan di dalam sistem pertanian.
Land reform ini setidak-tidaknya telah dicanangkan hamper semua negara
sedang berkembang. Yang mana cara-cara yang dilakukan oleh setiap negara
berbeda-beda tergantung pada keadaan alam dan keadaan sosial. Dilihat dari sisi
ekonomi makro akan terjadi penurunan hasil pertanian bagi penduduk kota karena
konsumsi bahan makanan oleh petani-petani biasanya tinggi. Sekali mereka
dibebaskan dari pembayaran sewa yang tinggi yang artinya ada kenaikan
penghasilan, maka jumlah bahan makanan untuk kota-kota dan ekspr akan berkurang
karena meningkatnya konsumsi bahan makanan di sektor pertanian. Selain itu land
reform dapat menyebabkan adanya kesulitan dalam neraca pembayaran
internasional, walaupun demikian sudah tentu akan diusahakan untuk mengatasi
segala kesulitan yang timbul. Land reform perlu ada follow up nya
untuk membantu petani yaitu dengan mengadakan kredit untuk pembelian pupuk,
alat-alat serta perbaikan tanah, dan lainnya. Jadi intinya diperlukan bantuan
berupa petunjuk-petunjuk dan bantuan keuangan.
C.
TABUNGAN DALAM
NEGERI DAN PEMBENTUKAN KAPITAL
Kurangnya tabungan yang bisa digunakan untuk Investasi adalah penghalang
utama dalam bagi perkembangan perekonomian yang cepat. Rasio antara investasi
dan output (Capital Output Ratio) bukan satu-satunya alat yang
menentukan perkembangan ekonomi. Bantuan luar negeri yang diberikan pada negara
sedang berkembang, telah memberi kejutan pertumbuhan perekonomian pada abad 19.
Tetapi bagaimanapun pentingnya modal asing, perkembangan perekonomian yang
sehat dan stabil tak dapat didasarkan pada semata-mata pada kapital luar
negeeri. Pembangunan ekonomi hendaknya didasarkan pada sumber-sumbeer ekonomi
dri dalam negeri.
1. Tabungan
Bagi beberapa negara sedang berkembang tabungan untuk investasi lebih dari
10% dari pendapatan nasional. Untuk meningkatkan investasi itu, maka
usaha-usaha pokok yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan tabungan
dalam negeri baik tabungan yang berasal dari swasta maupun pemerintah.
Penyaluran tabungan ke investasi dapat melalui beberapa cara, yaitu melalui
sitem perbankan. Sistem perbankan yang baik memerlukan syarat atau aturan berikut:
a) Bank harus memiliki modal minimum yang cukup tinggi.
b) Semua bank tersebut sebaiknya merupakan subordinasi
dari Bank Sentral ( Bank Indonesia ).
c) Bankbank harus menahan atau mempunyai persediaan
minimum dalam bentuk kas atau deposito pada bank sentral.
d) Bank sentral hendalnya mampu mengadakan pengawasan
terhadap pemilihan kredit misalnya membatasi atau melarang pinjaman untuk
spekulasi dan untuk konsumsi.
e) Lamanya pinjaman bank harus dibatasi dan pinjaman
jangka panjang tidak boleh diberikan oleh bank-bank umum.
f) Pinjaman jangka sedang dapat diberikan tetapi dengan
syarat khusus.
g) Lembaga-lembaga khusus harus pula diadakan untuk
pemberian kredit jangka panjang kepada pertanian dan industri, tetapi juga
harus bertanggung-jawab terhadap bank sentral.
2. Pajak
Terlepas dari tabungan, maka pajak adalah suatu metode untuk menarik dana
dari konsumsi dan menjadikannya tersedia bagi investasi yang produktif. Prinsip
perpajakan yang dapat diterapkan bagi negara yang belum maju adalah sebagai
berikut:
a) Hendaknya faktor kelembagaan dan sistem hukum di
negara belum maju ikut merumuskan atau ikut memberi saran bagaimana pajak itu
sebaiknya diginakan.
b) Pertimbangan tentang pajak hendaknya di samping
didasarkan pada kekuatan politik juga pada kekuatan sosial, ekonomi dan
lembaga-lembanga yang ada di masyarakat.
c) Saran-saran tentang pajak hurus sesuai dengan
kapasitas administrasi sehingga pajak dapat dijalankan dengan baik dan layak.
d) Besar pajak hendaknya dibedakan antara proyek yang
penting dengan yang tidak penting bagi pembangunan.
3. Inflasi
Inflasi adalah cara yang menarik sebagai alat pembelanjaan pembangunan,
juga semacam pajak tak tampak yang mengurangi konsumsi dengan menaikkan
harga-harga barang dan jasa. Pemerintah dapat menciptakan inflasi dengan
menambah jumlah uang yang beredar.metode ini baik untuk permulaan tetapi untuk
jangka panjang akan membawa penderitaan terutama bagi mereka yang berpendapatan
tetap.
D.
KEWIRASWASTAAN
Wiraswasta merupakan kunci dalam pembangunan ekonomi,. Ia adalah orang yang
mempunyai kemampuan mengkombinasikan dengan tepat faktor-faktor produksi yang
ada dalam negeri dan mampu menarik faktor produksi dari luar negeri.
Ada beberapa perbedaan pendapat mengenai sifat fungsi wiraswasta dalam
teori ekonomi, dalam perekonomian yang dikuasai negar dan wiraswasta dalam
negara sedang berkembang.
Wiraswasta dalam Teori Ekonomi: Ekonomi klasik memandang wiraswasta dalam
hubungannya dengan resiko dan keuntungan. Ia menanggung resiko yang tidak
terbatas yang hal ini memungkinkan keuntungan yang tidak terbatas.
Kewiraswastaan pada Perekonomian Kapitalis: Dalam sistem ekonomoi bebas
adanya wiraswasta tergantung pada tingkat keuntungan dan iklim atau suasana
sosial. Kemungkinan untuk memperoleh keuntungan pada tingkat yang dianggap
cukup dengan mengingat tingkat bunga dan besarnya resiko merupakan syarat
penting untuk menarik wirasawasta.
Kewiraswastaan pada perekonomian yang dikuasai pemerintah: Di negara di
mana perekonomian sepenuhnya dikuasai oleh pemerintah, wiraswasta yang kreatif
dan beremotivasi disentralisir dalam badan-badan pemerintah bagian perencanaan.
Kewiraswastaan di negara sedang berkembang: Negara sedang berkembang tidak
mengalami kekuatan semangat berdagang, sehingga wiraswasta sebaiknya diperluas
tidak hanya dalam bidang perdagangan tetapi juga dalam bidang-bidang
pembangunan.
E.
PRIORITAS DALAM
PEMBANGUNAN EKONOMI
Pembangunan ekonomi seharusnya dirancang sedemikian rupa sehingga menjamin
penggunaan faktor-faktor produksi yang ada dengan sebaik-baiknya untuk mencapai
tujuan-tujuan yang diharapkan. Karena itu pemilihan kebijaksanaan pembangunan
harus ditentukan atas dasar sifat dan tujuan yang berbeda-beda yang hendak
dicapai seperti tambahnya pendapatan per kapita, hapusnya pengangguran, mencapai
neraca Pembayaran Internasional yang seimbang, dan tidak tergantung pada pasar
luar negeri baik untuk bahan-bahan dasar maupun untuk hasil produksinya.
Bila beberapa tujuan tersebut di atas itu hendak dicapai maka kebijaksanaan
ekonomi hendaknya disesuaikan dengan kepentingan komparatif masing-masing
negara yang bersangkutan.
Karena prioritas-prioritas ini berbeda-beda antara negara yang satu dengan
yag lain, maka politik pembangunan juga berbeda-beda, meskipun di antara
negara-negara itu pada saat dimulainya pembangunan dalam keadaan yang sama.
Jadi meskipun Republik Cina (RRC) dan India dalam banyak hal mempunyai keadaan
yang sama sebelum pembangunan, tetapi pola pembangunan mereka berbeda-beda.
Karena faktor-faktor yang ada untuk perkembangan terutama kapital untuk
investasi pada umumnya tidak mencukupi, maka untuk mencapai tujuan pembangunan
diadakan pemilihan prioritas. Di banyak Negara prioritas ini disusun dalam
suatu rencana pembangunan, demikian pula dengan Indonesia. Ingat Pembangunan
Nasional Semesta Berencana 1961/1969, Repelita I 1969/1970 – 1973/1974 sampai
dengan Repelita VI 1994/1995 – 1995 – 1999/2000.
Teknik perencanaan pembangunan yang teliti merupakan bagian penting dari
politik pembangunan dan dapat menjadi petunjuk dalam pemilihan proyek-proyek
atau kegitan yang paling cocok. Prinsip pokok pembangunan yang rasional
ialah untuk menjamin pengangguran faktor produksi yang ada dengan cara yang
paling efektif, terutama Karena kelangkaan faktor produksi seperti halnya
dewngan kapital. Tetapi meskipun demiakian sepertitelah dikatakan oleh Higgins,
adalah jika satu memilih prioritas investasi hanya berdasar pada capital output
ratio (COR) yang serendah mungkin. Yang tak dapat diukur dengan berapa kerugian
yang diderita dalam persaingan dengan industri lain dengan industri baru:
1. Industri dan Pertanian
2. Perlahan-lahan atau Besar-besaran (Gradual ataukah
Big-Push)
3. Pembangunan Seimbang ataukah Pembangunan Tidak
Seimbang (Balanced Growth atau Unbalanced Growth)
4. Fasilitas Prasarana Umum (Social Overhead Capital
MASALAH-MASALAH PEMBANGUNAN EKONOMI
4/
5
Oleh
Septian Arino